ehmmmmm

Selasa, 17 Agustus 2010

budaya kolosal... budaya buangan dari surga...
inilah keindahan itu, berbagai warna dan kesucian dari cerita tua
sebuah proyeksi dari keyakinan tentang keindahan ...

setiap jengkal menghias kerumunan komunal negri negri di asia...
setiap meter merangkul seribu bahasa yang bereda beda,..

indonesia ...

puisi ketika modern dance

Seperti waktu yang terlahir dengan jeda yang pernah kita miliki
adalah serpihan sayap kaca yang pernah hilang berdebu dan merintih ditengah kebingaran
seperti yang mereka pernah sebutkan dalam buku buku sejarah
adalah waktu yang menggelinjang kelu diantara rintihan kaki kaki yang membengkak karena
Sebuah perjalanan kemerdekaan…
Lalu mereka cemaskan perpisahan sedang perjalanan telah direncanakan
Dengarlah lesung bom yang berdentam
Tembang biji padi yang mengeja takdirnya sendiri
Tumbuh dan terkelupas tanpa tangis perpisahan..
Lalu kita tahu usia menjadi siang
Kepulangan adalah milik para pejuang
Seperti doa yang tak pernah memilih jeda
Mereka mengenangmu seperti lesung bom ditalu para penjual petasan kemerdekaan…
Mereka mengenang mu dengan baju rombeng dan gemerlap lampu ibukota, balai kota , dan pendopo pendopo yang sudah mulai redup, berdebu karna berganti usia…
“ mereka berubah seiring waktu dalam perjalanan, mereka merebah dengan kesunyian di hening kecemasan “
(berdua beurang ulang )
“flagiasi, atau modernisasi?”

puisi 3

Ini adalah sebuah kisah tentang orang orang terbuang
Ini cerita tentang kebudayaan merah putih
Ini adalah sebuah bingkai dari kebebalan rasa yang terbelit diantara tubuh tubuh yang terkontaminasi oleh keras nya sebuah kenyataan
Ha ha ha …
kita bukan got got jalanan ibukota… bau dan menjijikan,.kita adalah manusia dengan segala ke ego an kita… kita adalah tarian tarian disudut kota ibukota disamping speaker speaker diskotik …
Kita adalah binatang malam, berburu dalam gelap dan bingar rembulan …
Kita adalah gumpalan asap, menggumpal pekat dan menyengat…
Dunia bukan lagi menjadi milik kita, karena mimpi telah terbeli oleh materi materi kenyataan
Jeda nafas yang pernah termilki adalah bagian dari irama kearoganan tubuh yang menuhankan diri pada sebuah ketidak adilan.

Senin, 16 Agustus 2010

puisi pertama

berkawan dengan alam ,.. tapaki liar jelantah di sudut malam//
kerosak desir bertumpuk pada ilalang melaju ketir
budayaku bukan biasa mu . budaya kita bukan biasa mereka ,..
akulah pribadi dari orang orang baru...
akulah seroja dipurbakala ...

akulah senja dengan riasan pengantin