ehmmmmm

Selasa, 17 Agustus 2010

puisi ketika modern dance

Seperti waktu yang terlahir dengan jeda yang pernah kita miliki
adalah serpihan sayap kaca yang pernah hilang berdebu dan merintih ditengah kebingaran
seperti yang mereka pernah sebutkan dalam buku buku sejarah
adalah waktu yang menggelinjang kelu diantara rintihan kaki kaki yang membengkak karena
Sebuah perjalanan kemerdekaan…
Lalu mereka cemaskan perpisahan sedang perjalanan telah direncanakan
Dengarlah lesung bom yang berdentam
Tembang biji padi yang mengeja takdirnya sendiri
Tumbuh dan terkelupas tanpa tangis perpisahan..
Lalu kita tahu usia menjadi siang
Kepulangan adalah milik para pejuang
Seperti doa yang tak pernah memilih jeda
Mereka mengenangmu seperti lesung bom ditalu para penjual petasan kemerdekaan…
Mereka mengenang mu dengan baju rombeng dan gemerlap lampu ibukota, balai kota , dan pendopo pendopo yang sudah mulai redup, berdebu karna berganti usia…
“ mereka berubah seiring waktu dalam perjalanan, mereka merebah dengan kesunyian di hening kecemasan “
(berdua beurang ulang )
“flagiasi, atau modernisasi?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar