ehmmmmm

Sabtu, 31 Oktober 2009

meremas waktu dengan tubuh kaku

m eremas waktu ... memutilasinya seperti potongan daging sapi...
menyilaukanku untuk tuntaskan halaman tengah ... martir bukan petir ...
sejarahku terlipati tanpa satu bentuk pun menjadi...
kau lupa jika hari ini,... aku adalah sosok tubuh,... bukan sekedar daging ...
seutuhnya aku adalah tubuh dengan jutaan kehidupan melengkapiku...
lalu ku eja setiap bagian itu,... merauknya dan menggumpal diotakku...

kau pun tahu,.. kita tak bisa selamanya beku... hanya menikmati hari ... sesalkan semua yang terjadi...

biarkan saja kaki memapah dunia tua kita...menopang nya dengan semangkuk harapan dipagi hari...
karena pagi tak pernah tepati janji,...hanya embun yang selalu menghiasi surga kita dipelupuk mata sunyi....

dan kau pun tahu,.. rasa itu telah ku pilih dengan sebuah nama ...
telah ku jinakan dengan selembar kertas berwarna merah berfoto pahlawan ....

jika mereka tahu ... kau disana menungguku... selinapkan suara hujan dirintik kamar yang pecah sisa pertempuran tadi malam...

aku mengerti .... aku adalah sesosok tubuh.... dengan nyawa ..... dari segumpal darah....

teorema ini cinta sepotong hati

sebagian hariku hilang ....
dan sebagian lagi kubagikan untuk mereka yang pernah mengisi relung hati yang semakin sempit karena tergerus waktu dan kemunafikan ....
aku benci kesengsaraan yang menyesatkan ku pada cinta yang seharusnya belum kuberikan...
aku benci kemunafikan yang menyesakkan kita pada kebebalan ku ...
kau mengerti jika aku kembali bukan untukmu ...
bukan untuk mereka yang lelah karena kelemahan ...
aku lelah dibohongi... dibisiki zaman yang semakin menjadi karena kau bukan seperti yang kubayangkan ...

lelahku seperti mereka ...
juga ... ketika kita meratapi sepi yang semakin menjadi karena resah itu bukan aku...
ternyata aku tidak benar benar mencintaimu...
aku tidak sepenuhnya percaya kepadamu ...

kau seperti mereka bukan? seorang budak ... terbelenggu nafsu... munafik...
aku bosan dengan nada yang kau alunkan
peluhku hilang dengan irama yang sama sekali bukan untukmu...

berhentilah mencintaiku...
berhentilah selamanya... cinta itu terlalu melelahkan ku ... menyesakan ku ...
meleburkan dunia yang hilang untuk cinta kita yang semakin padam ... karena mu....
aku bernafsu ....

perempuan binal itu pacarku...

mereka menyebutnya sebuah nama ,.... janda ...
bau busuk itu menyengatku, menyesakan ku, meliukiki desahan nafas yang baru saja terukir kelu...
kau mengerti jika semua terjadi begitu cepat.... menipuku adalah kejahatan terbesarmu....
mengkhianatiku adalah kerugian termahal mu.... kau ganyangi setiap keringat yang ku keluarkan untukmu.... sekedar memaksa hidupmu menjadi lebih baik dan mempesona...
biarkan aku melepasmu ... merebahkan rasa yang kemudian hilang dimakan waktu yang tak pernah datang ...
aku tidak pernah memaksa dunia untuk bertekuk lutut dihadapan ku...
aku hanya debu diantara pasir yang beterbangan di sahara...
dan kau mutiara yang pernah bersinar .... tapi kelam karna warnamu yang hitam ....pekat...

Sabtu, 24 Oktober 2009

laptop....
sedikit ketikan lincah jari lentik menukik perlahan...
sesapi setiap elusan nada nada pada knot knot yang itu itu saja...
tanpa bosan memutar ribuan kali kata yang tertulis dibawah sinar lampu lcd

Kamis, 22 Oktober 2009

malam jum at

secarik kecupan hangat malam jumat...
bukan relaxasi buatan ...

bukan deportasi kata atau huruf depan ...

Rabu, 21 Oktober 2009

sepasang mata kaki bertubi

mungkin diskusi dipagi hari...
dengan Tuhan dan para penyembah...
mereka berdoa untuk memulai hari dengan teliti...
tanpa basa basi dahului kokok ayam jantan ....

sebaiknya .... aku biarkan aroma itu sesaki setiap desah yang mungkin belum terjalin ...
mereka memandang gerimis dengan takjub,.. betapa hanya rintik satu detik ckup untuk hidupi bumi satu bentik ....

aku tawarkan sebuah kehidupan yang baru saja dimulai dengan kebohongan ...
lalu rasa yang semakin jalang memadati pekarangan hati kita yang semakin sepi...
tanpa doa dan diskusi Tuhan....

sebelum senja itu datang ...
sepasang mata kaki tersimpung bertubi tubi.... tanpa tangis .... hanya isak seterik siang.....

Selasa, 20 Oktober 2009

senja buta warna

senja datang ... mereka berkata " waktunya menggulung malam".
sesaat sebelum sunyi itu hilang,. berdesik adalah cara terakhir dalam kamus tua kita yang renta
kau mengukir malam ini dengan kata kata yang kian mengkerat
bukan karena emosi tapi lebih karena rasa yang sempat kau tinggalkan

jalang !!!
namamu mungkin lebih tepatnya .... barangkali....
bukan aku karena kita berbeda untuk kesekian kali... tidak untuk satu kali saja...
seperti pesan yang tersimpan diujung knot knot tulisan, purnama datang dengan lebam

munafik!!!
sebutanmu kali ini....
seperti percakapan hati yang tak pernah terjadi, hanya menjadi batu yang semakin membeku dipusara hati yang semakin bergolak,...

cemburu kah? atau dendam kah?
selaknat itukah ?

kau pernah menjelma menjadi kapas putih... mengalun perlahan ditiup angin....
menukik tajam disapu hujan ....

Senin, 19 Oktober 2009

proyeksi diri

baru saja setan berbisik ...
kabari angin tentang kesesatan awan...
baru saja malaikat berbisik....
kabari gunung tentang kisah pengkhianatan ,,.
seperti pepatah ,... hanya kata tak berarti apa apa...
mereka menelannya begitu saja,... begitu saja....

Minggu, 18 Oktober 2009

biarkan sejenak aku mati

kau pernah merasa sangat ingin mati bukan?
karena aku pun begitu,. bukan karena hidup yang membosankan ,, tapi lebih kepada tranformasi kesenian yang membosankan ... kapanpun kau merasa jengah dengan ketidakberadaan duniamu ... maka itulah akhir dari kematian, dan kau tidak lebih dari mayat hidup ......

selepas hutan dikalimantan , aku gertaki ujung ujung bumi dengan keinginanku yang semakin membuncah,,, kau bukan apa apa, sama seperti aku...
biarkan aku mati sejenak ... hembuskan keheningan sekedar ingin tahu siapa yang ber doa untuk ku ditengah malam buta ,. atau menangis untuk ku diterik siang,..

biarkan aku mati sejenak..... lepaskan lebam dihati yang semakin membengkak...
mengertikah kau aku sedang mati untuk kesekian kali....
tapi bukan berkali kali.....

Jumat, 16 Oktober 2009

tidak untuk mu....
berakhirlah seperti bumi mengguncang tanah tanah keramat tempo hari....
berakhirlah seperti hujan, retaki lumpur dan dendami pohon pohon jati ....
karena tak ku pungkiri, kiamat baru saja terjadi....

seperti kau tahu, kita merayap bukan untuk mencari sesuatu....
tapi menemukan sesuatu,. lalu apa bedanya cinta dan keinginan?
jika semuanya sama saja ..... maka biarkan saja tetap sama.....

berakhirlah.... seperti cinta yang sudah lama mati diantara pelupuk mata yang layu....
haRI ini adalah bagian terbaik dalam hidup yang tiap hari semakin jadi. aku bukan mereka yang tidak pernah merasa kan apapun, juga bukan kau yang tak mengerti kata kata baku...
sebagian hidupku, kusisakan hanya untuk satu kata yang sebaiknya belum pernah tertulis dimanapun dan oleh siapapun...
lalu sebagiannya lagi kubiarkan hilang begitu saja tanpa berakhir dengan jutaaan penghias atau dibumbuhi koma diatas kampas tua dan bukan putih,,.....