ehmmmmm

Selasa, 29 Desember 2009

paranoid

kita adalah ketakutan yang akut
bergumpal menjadi sebuah kubangan yang menyengsarakan neraca kehidupan kita
meresakinya lalu rasuki dengan ribuan kejadian dimalam hari ... siang dan subuh...

Minggu, 27 Desember 2009

berakhir sudah

memang aku mencintainya setulus itu ,,..
tapi akhirnya, semuanya hanya berakhir disebuah neraca kemunafikan
aku pernah berharap terlalu besar untuknya,.. tapi yang kudapat hanya pengkhianatan
mereka merebahkan diri diantara gubuk gubuk sekolah swasta dengan bangganya,...
dan dibelakang ku,... beribu tusukan tertawaan sedang dengan pongahnya meliuki nya,..

Kamis, 12 November 2009

jengah

aku hanya ingin menikmati sisa sisa harap yang kumiliki... karena setelah ini semua berakhir seperti seharusnya ...
jika kau mengerti ... baikah kita?
jika kau fahami aku tad sadari dunia yang lama kita tinggali...

mereka menyebutmu dengan sebuah kata yang binal... aku tidak terima...
mereka menyeretmu dengan sebuah kata yang sepertinya bukan kau...

sebaiknya aku pergi... karena kau mulai berlari.

Senin, 02 November 2009

phitagoras sebuah garis garis angka

1 2 3 4 5
kata kata kata mulai merambat tua
merangsek seperti bebatuan,,,

Sabtu, 31 Oktober 2009

meremas waktu dengan tubuh kaku

m eremas waktu ... memutilasinya seperti potongan daging sapi...
menyilaukanku untuk tuntaskan halaman tengah ... martir bukan petir ...
sejarahku terlipati tanpa satu bentuk pun menjadi...
kau lupa jika hari ini,... aku adalah sosok tubuh,... bukan sekedar daging ...
seutuhnya aku adalah tubuh dengan jutaan kehidupan melengkapiku...
lalu ku eja setiap bagian itu,... merauknya dan menggumpal diotakku...

kau pun tahu,.. kita tak bisa selamanya beku... hanya menikmati hari ... sesalkan semua yang terjadi...

biarkan saja kaki memapah dunia tua kita...menopang nya dengan semangkuk harapan dipagi hari...
karena pagi tak pernah tepati janji,...hanya embun yang selalu menghiasi surga kita dipelupuk mata sunyi....

dan kau pun tahu,.. rasa itu telah ku pilih dengan sebuah nama ...
telah ku jinakan dengan selembar kertas berwarna merah berfoto pahlawan ....

jika mereka tahu ... kau disana menungguku... selinapkan suara hujan dirintik kamar yang pecah sisa pertempuran tadi malam...

aku mengerti .... aku adalah sesosok tubuh.... dengan nyawa ..... dari segumpal darah....

teorema ini cinta sepotong hati

sebagian hariku hilang ....
dan sebagian lagi kubagikan untuk mereka yang pernah mengisi relung hati yang semakin sempit karena tergerus waktu dan kemunafikan ....
aku benci kesengsaraan yang menyesatkan ku pada cinta yang seharusnya belum kuberikan...
aku benci kemunafikan yang menyesakkan kita pada kebebalan ku ...
kau mengerti jika aku kembali bukan untukmu ...
bukan untuk mereka yang lelah karena kelemahan ...
aku lelah dibohongi... dibisiki zaman yang semakin menjadi karena kau bukan seperti yang kubayangkan ...

lelahku seperti mereka ...
juga ... ketika kita meratapi sepi yang semakin menjadi karena resah itu bukan aku...
ternyata aku tidak benar benar mencintaimu...
aku tidak sepenuhnya percaya kepadamu ...

kau seperti mereka bukan? seorang budak ... terbelenggu nafsu... munafik...
aku bosan dengan nada yang kau alunkan
peluhku hilang dengan irama yang sama sekali bukan untukmu...

berhentilah mencintaiku...
berhentilah selamanya... cinta itu terlalu melelahkan ku ... menyesakan ku ...
meleburkan dunia yang hilang untuk cinta kita yang semakin padam ... karena mu....
aku bernafsu ....

perempuan binal itu pacarku...

mereka menyebutnya sebuah nama ,.... janda ...
bau busuk itu menyengatku, menyesakan ku, meliukiki desahan nafas yang baru saja terukir kelu...
kau mengerti jika semua terjadi begitu cepat.... menipuku adalah kejahatan terbesarmu....
mengkhianatiku adalah kerugian termahal mu.... kau ganyangi setiap keringat yang ku keluarkan untukmu.... sekedar memaksa hidupmu menjadi lebih baik dan mempesona...
biarkan aku melepasmu ... merebahkan rasa yang kemudian hilang dimakan waktu yang tak pernah datang ...
aku tidak pernah memaksa dunia untuk bertekuk lutut dihadapan ku...
aku hanya debu diantara pasir yang beterbangan di sahara...
dan kau mutiara yang pernah bersinar .... tapi kelam karna warnamu yang hitam ....pekat...

Sabtu, 24 Oktober 2009

laptop....
sedikit ketikan lincah jari lentik menukik perlahan...
sesapi setiap elusan nada nada pada knot knot yang itu itu saja...
tanpa bosan memutar ribuan kali kata yang tertulis dibawah sinar lampu lcd

Kamis, 22 Oktober 2009

malam jum at

secarik kecupan hangat malam jumat...
bukan relaxasi buatan ...

bukan deportasi kata atau huruf depan ...

Rabu, 21 Oktober 2009

sepasang mata kaki bertubi

mungkin diskusi dipagi hari...
dengan Tuhan dan para penyembah...
mereka berdoa untuk memulai hari dengan teliti...
tanpa basa basi dahului kokok ayam jantan ....

sebaiknya .... aku biarkan aroma itu sesaki setiap desah yang mungkin belum terjalin ...
mereka memandang gerimis dengan takjub,.. betapa hanya rintik satu detik ckup untuk hidupi bumi satu bentik ....

aku tawarkan sebuah kehidupan yang baru saja dimulai dengan kebohongan ...
lalu rasa yang semakin jalang memadati pekarangan hati kita yang semakin sepi...
tanpa doa dan diskusi Tuhan....

sebelum senja itu datang ...
sepasang mata kaki tersimpung bertubi tubi.... tanpa tangis .... hanya isak seterik siang.....

Selasa, 20 Oktober 2009

senja buta warna

senja datang ... mereka berkata " waktunya menggulung malam".
sesaat sebelum sunyi itu hilang,. berdesik adalah cara terakhir dalam kamus tua kita yang renta
kau mengukir malam ini dengan kata kata yang kian mengkerat
bukan karena emosi tapi lebih karena rasa yang sempat kau tinggalkan

jalang !!!
namamu mungkin lebih tepatnya .... barangkali....
bukan aku karena kita berbeda untuk kesekian kali... tidak untuk satu kali saja...
seperti pesan yang tersimpan diujung knot knot tulisan, purnama datang dengan lebam

munafik!!!
sebutanmu kali ini....
seperti percakapan hati yang tak pernah terjadi, hanya menjadi batu yang semakin membeku dipusara hati yang semakin bergolak,...

cemburu kah? atau dendam kah?
selaknat itukah ?

kau pernah menjelma menjadi kapas putih... mengalun perlahan ditiup angin....
menukik tajam disapu hujan ....

Senin, 19 Oktober 2009

proyeksi diri

baru saja setan berbisik ...
kabari angin tentang kesesatan awan...
baru saja malaikat berbisik....
kabari gunung tentang kisah pengkhianatan ,,.
seperti pepatah ,... hanya kata tak berarti apa apa...
mereka menelannya begitu saja,... begitu saja....

Minggu, 18 Oktober 2009

biarkan sejenak aku mati

kau pernah merasa sangat ingin mati bukan?
karena aku pun begitu,. bukan karena hidup yang membosankan ,, tapi lebih kepada tranformasi kesenian yang membosankan ... kapanpun kau merasa jengah dengan ketidakberadaan duniamu ... maka itulah akhir dari kematian, dan kau tidak lebih dari mayat hidup ......

selepas hutan dikalimantan , aku gertaki ujung ujung bumi dengan keinginanku yang semakin membuncah,,, kau bukan apa apa, sama seperti aku...
biarkan aku mati sejenak ... hembuskan keheningan sekedar ingin tahu siapa yang ber doa untuk ku ditengah malam buta ,. atau menangis untuk ku diterik siang,..

biarkan aku mati sejenak..... lepaskan lebam dihati yang semakin membengkak...
mengertikah kau aku sedang mati untuk kesekian kali....
tapi bukan berkali kali.....

Jumat, 16 Oktober 2009

tidak untuk mu....
berakhirlah seperti bumi mengguncang tanah tanah keramat tempo hari....
berakhirlah seperti hujan, retaki lumpur dan dendami pohon pohon jati ....
karena tak ku pungkiri, kiamat baru saja terjadi....

seperti kau tahu, kita merayap bukan untuk mencari sesuatu....
tapi menemukan sesuatu,. lalu apa bedanya cinta dan keinginan?
jika semuanya sama saja ..... maka biarkan saja tetap sama.....

berakhirlah.... seperti cinta yang sudah lama mati diantara pelupuk mata yang layu....
haRI ini adalah bagian terbaik dalam hidup yang tiap hari semakin jadi. aku bukan mereka yang tidak pernah merasa kan apapun, juga bukan kau yang tak mengerti kata kata baku...
sebagian hidupku, kusisakan hanya untuk satu kata yang sebaiknya belum pernah tertulis dimanapun dan oleh siapapun...
lalu sebagiannya lagi kubiarkan hilang begitu saja tanpa berakhir dengan jutaaan penghias atau dibumbuhi koma diatas kampas tua dan bukan putih,,.....

Minggu, 20 September 2009


aku bosan dengan suara jangkrik liar.... mengganggu saja dimalam minggu yang mulai menunjukan kebinalannya....
sebelum rok itu terbuka , suara jangkrik menakuti waktu yang seharusnya dari tadi pergi menghilang ....
aku bosan dengan suara ronda malam..... tok tok tok.... seakan mengusir penjaga yang mensetani pemuda dimalam ini....
aku hanya butuh 1 menit saja, bukan 2 atau 3 ,....
itu saja cukup bagiku untuk melengkapi 24 jam yang hilang dimataku,...
wajah itu membiusku dengan sedikit cinta yang ditawarkannya....
cinta sepasang payudara .... dan cinta segumpal lendir yang melayang jauh sampau ke ujung negri desebrang sana .....
biarlah cinta itu kaku.... sepi sendiri tidak dirayapi tanah yang hitam ataupun lautan yang merah.... dan .....aku tetap mengagumi kata demi kata yang kau ucap ....
terima kasih nona ,... kau adalah miliku untuk saat ini....
jangan pergi sebelum semuanya terlepas ,...
jangan lelah sebelum duniaku menggulung semesta yang hilang ,....
kau ku birakan menggelinjang diantara kaki kaki ku yang sempat kaku kejang.... untuk mu... perempuan ku....

Sabtu, 19 September 2009

pikirku menggelinjang ditengah rontaan nafas yang buta ...

Rabu, 16 September 2009

kita tak perlu berkata kata pada ilalang diujung taman yang kita punya... cukup biarkan saja mereka resapi angin yang meliuki tubuhnya,.. dengan ikhlas dan pasrah. maka nikmatilah seadanya kenikmatan itu...
setiap orang dari kita pernah bercerita pada pribadi yang berbeda sekalipun setiap inci dari kata yang sama dan nafas yang sama... tetap saja kita tidak pernah tahu bagaimana akhir dari cerita kita sesungguhnya... sebaiknya kita tapaki saja cerita itu satu persatu, tanpa lelah karena hidah adalah rangkaian cerita cerita berulang.....